Setelah kita mengetahui
tentang tujuan menikah maka Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk
berhati-hati dalam memilih pasangan hidup karena hidup berumah tangga
tidak hanya untuk satu atau dua tahun saja, akan tetapi diniatkan untuk selama-lamanya sampai akhir hayat kita.
Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri atau suami tidaklah
mudah tetapi membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih harus sesuai
dengan syariat Islam. Orang yang hendak menikah, hendaklah memilih
pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini dikarenakan apabila seorang
Muslim atau Muslimah sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangannya yang
berarti akan menjadi bagian dalam hidupnya. Wanita yang akan menjadi
istri atau ratu dalam rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi
anak-anaknya demikian pula pria menjadi suami atau pemimpin rumah
tangganya dan bertanggung jawab dalam menghidupi (memberi nafkah) bagi
anak istrinya. Maka dari itu, janganlah sampai menyesal terhadap
pasangan hidup pilihan kita setelah berumah tangga kelak.
Lalu bagaimanakah supaya kita selamat dalam memilih pasangan hidup
untuk pendamping kita selama-lamanya? Apakah kriteria-kriteria yang
disyariatkan oleh Islam dalam memilih calon istri atau suami?
A. Kriteria Memilih Calon Istri
Dalam memilih calon istri, Islam telah memberikan beberapa petunjuk di antaranya :
1. Hendaknya calon istri memiliki dasar pendidikan agama dan berakhlak
baik karena wanita yang mengerti agama akan mengetahui tanggung jawabnya
sebagai istri dan ibu. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wa Sallam :
Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam, beliau bersabda : “Perempuan itu dinikahi karena empat perkara,
karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, lalu
pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia.” (Muttafaqun
‘Alaihi)
Dalam hadits di atas dapat kita lihat, bagaimana beliau Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam menekankan pada sisi agamanya dalam memilih istri
dibanding dengan harta, keturunan, bahkan kecantikan sekalipun.
Demikian pula Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yg artunya :
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun ia menarik hatimu … .” (QS. Al Baqarah : 221)
Sehubungan dengan kriteria memilih calon istri berdasarkan akhlaknya, Allah berfirman yg artinya :
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan
laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki
yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) … .” (QS. An Nur :
26)
Seorang wanita yang memiliki ilmu agama tentulah akan berusaha dengan
ilmu tersebut agar menjadi wanita yang shalihah dan taat pada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Wanita yang shalihah akan dipelihara oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana firman-Nya yang artinya:
“Maka wanita-wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara dirinya, oleh karena itu Allah memelihara mereka.” (QS. An
Nisa’ : 34)
Sedang wanita shalihah bagi seorang laki-laki adalah sebaik-baik perhiasan dunia.
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)
2. Hendaklah calon istri itu penyayang dan banyak anak.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda :
Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
” … kawinilah perempuan penyayang dan banyak anak … .” (HR. Ahmad dan
dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
Al Waduud berarti yang penyayang atau dapat juga berarti penuh
kecintaan, dengan dia mempunyai banyak sifat kebaikan, sehingga membuat
laki-laki berkeinginan untuk menikahinya.
Sedang Al Mar’atul Waluud adalah perempuan yang banyak melahirkan anak.
Dalam memilih wanita yang banyak melahirkan anak ada dua hal yang perlu
diketahui :
a. Kesehatan fisik dan penyakit-penyakit yang menghalangi dari
kehamilan. Untuk mengetahui hal itu dapat meminta bantuan kepada para
spesialis. Oleh karena itu seorang wanita yang mempunyai kesehatan yang
baik dan fisik yang kuat biasanya mampu melahirkan banyak anak,
disamping dapat memikul beban rumah tangga juga dapat menunaikan
kewajiban mendidik anak serta menjalankan tugas sebagai istri secara
sempurna.
b. Melihat keadaan ibunya dan saudara-saudara perempuan yang telah
menikah sekiranya mereka itu termasuk wanita-wanita yang banyak
melahirkan anak maka biasanya wanita itu pun akan seperti itu.
3. Hendaknya memilih calon istri yang masih gadis terutama bagi pemuda yang belum pernah nikah.
Hal ini dimaksudkan untuk mencapai hikmah secara sempurna dan manfaat
yang agung, di antara manfaat tersebut adalah memelihara keluarga dari
hal-hal yang akan menyusahkan kehidupannya, menjerumuskan ke dalam
berbagai perselisihan, dan menyebarkan polusi kesulitan dan permusuhan.
Pada waktu yang sama akan mengeratkan tali cinta kasih suami istri.
Sebab gadis itu akan memberikan sepenuh kehalusan dan kelembutannya
kepada lelaki yang pertama kali melindungi, menemui, dan mengenalinya.
Lain halnya dengan janda, kadangkala dari suami yang kedua ia tidak
mendapatkan kelembutan hati yang sesungguhnya karena adanya perbedaan
yang besar antara akhlak suami yang pertama dan suami yang kedua.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjelaskan sebagian hikmah
menikahi seorang gadis :
Dari Jabir, dia berkata, saya telah menikah maka kemudian saya
mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan bersabda beliau
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Apakah kamu sudah menikah ?” Jabir
berkata, ya sudah. Bersabda Rasulullah : “Perawan atau janda?” Maka saya
menjawab, janda. Rasulullah bersabda : “Maka mengapa kamu tidak
menikahi gadis perawan, kamu bisa bermain dengannya dan dia bisa bermain
denganmu.”
4. Mengutamakan orang jauh (dari kekerabatan) dalam perkawinan.
Hal ini dimaksudkan untuk keselamatan fisik anak keturunan dari penyakit-penyakit yang menular atau cacat secara hereditas.
Sehingga anak tidak tumbuh besar dalam keadaan lemah atau mewarisi
cacat kedua orang tuanya dan penyakit-penyakit nenek moyangnya.
Di samping itu juga untuk memperluas pertalian kekeluargaan dan mempererat ikatan-ikatan sosial.
B. Kriteria Memilih Calon Suami
1. Islam.
Ini adalah kriteria yang sangat penting bagi seorang Muslimah dalam
memilih calon suami sebab dengan Islamlah satu-satunya jalan yang
menjadikan kita selamat dunia dan akhirat kelak.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“ … dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan
wanita-wanita Mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang
Mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka
mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke Surga dan ampunan dengan
izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya)
kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al Baqarah :
221)
2. Berilmu dan Baik Akhlaknya.
Masa depan kehidupan suami-istri erat kaitannya dengan memilih suami,
maka Islam memberi anjuran agar memilih akhlak yang baik, shalih, dan
taat beragama.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Apabila kamu sekalian didatangi oleh seseorang yang Dien dan akhlaknya
kamu ridhai maka kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak
melaksanakannya maka akan terjadi fitnah di muka bumi ini dan
tersebarlah kerusakan.” (HR. At Tirmidzi)
Islam memiliki pertimbangan dan ukuran tersendiri dengan meletakkannya
pada dasar takwa dan akhlak serta tidak menjadikan kemiskinan sebagai
celaan dan tidak menjadikan kekayaan sebagai pujian. Sebagaimana firman
Allah Ta’ala yg artinya :
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan
orang-orang yang layak (nikah) dan hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan
memampukan mereka dengan karunia-Nya dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya)
lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur : 32)
Laki-laki yang memilki keistimewaan adalah laki-laki yang mempunyai
ketakwaan dan keshalihan akhlak. Dia mengetahui hukum-hukum Allah
tentang bagaimana memperlakukan istri, berbuat baik kepadanya, dan
menjaga kehormatan dirinya serta agamanya, sehingga dengan demikian ia
akan dapat menjalankan kewajibannya secara sempurna di dalam membina
keluarga dan menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai suami, mendidik
anak-anak, menegakkan kemuliaan, dan menjamin kebutuhan-kebutuhan rumah
tangga dengan tenaga dan nafkah.
Jika dia merasa ada kekurangan pada diri si istri yang dia tidak sukai,
maka dia segera mengingat sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam yaitu :
Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Jangan membenci seorang Mukmin
(laki-laki) pada Mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu
kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai.” (HR. Muslim)
Sehubungan dengan memilih calon suami untuk anak perempuan berdasarkan
ketakwaannya, Al Hasan bin Ali rahimahullah pernah berkata pada seorang
laki-laki :
“Kawinkanlah puterimu dengan laki-laki yang bertakwa sebab jika
laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika tidak
menyukainya maka dia tidak akan mendzaliminya.”
Untuk dapat mengetahui agama dan akhlak calon suami, salah satunya
mengamati kehidupan si calon suami sehari-hari dengan cara bertanya
kepada orang-orang dekatnya, misalnya tetangga, sahabat, atau saudara
dekatnya.
Demikianlah ajaran Islam dalam memilih calon pasangan hidup. Betapa
sempurnanya Islam dalam menuntun umat disetiap langkah amalannya dengan
tuntunan yang baik agar selamat dalam kehidupan dunia dan akhiratnya.
Wallahu A’lam Bis Shawab.
Cp from : http://www.hendriyana.abatasa.com/post/detail/20976/tips-oke-memilih-pasangan-hidup-menurut-islam
Senin, 25 Februari 2013
Penambahan huruf 'ES' dan 'S' Pada Kata Kerja Infinitive Verb
Penambahan atau perubahan kata
kerja dasar (infinitive verb) bila ditambah ‘ES’ dan ‘S’ yang dipergunkan pada
subject orang ketiga tunggal (He,She,It) atau bilangan satu di dalam kalimat
(Simple Present Tense)
A. Pada umumnya kata kerja dasar (infinitive verb) hanya ditambahkan huruf ‘S’ saja.
Contohnya:
- to accost accosts = menegur
- to account accounts = menghitung
- to look looks = melihat
- to ask asks = bertanya,meminta
- to read reads = membaca
A. Pada umumnya kata kerja dasar (infinitive verb) hanya ditambahkan huruf ‘S’ saja.
Contohnya:
- to accost accosts = menegur
- to account accounts = menghitung
- to look looks = melihat
- to ask asks = bertanya,meminta
- to read reads = membaca
B. Pada kata kerja dasar (infinitive
verb) yang berakhiran dengan huruf ‘CH,SH,S dan X’ maka haruslah ditambah ‘ES’.
Contohnya:
- to admix admixess = mencampurkan
- to dispatch dispatches = mengirim
- to abash abashes = memalukan
- to brush brushes = menyikat
- to across acrosses = melintasi, menyebrang
Contohnya:
- to admix admixess = mencampurkan
- to dispatch dispatches = mengirim
- to abash abashes = memalukan
- to brush brushes = menyikat
- to across acrosses = melintasi, menyebrang
C. Pada kata kerja dasar
(infinitive verb) yang berakhiran dengan huruf ‘O’ maka haruslah ditambah
dengan ‘ES’.
Contohnya
- to do does = mengerjakan
- to go goes = pergi, berangkat
- to veto vetoes = memveto
- to out do out does = melebihi
- to undo undoes = melepaskan
Contohnya
- to do does = mengerjakan
- to go goes = pergi, berangkat
- to veto vetoes = memveto
- to out do out does = melebihi
- to undo undoes = melepaskan
D. Pada kata kerja dasar (
infinitive verb) yang berakhiran dengan huruf ‘E’ meskipun bersuara ‘Z dan J’ haruslah
ditambah ‘S’.
Contohnya
- to bridge abridges = menyingkat
- to absolve absolves = membebaskan
- to abuse abuses = mencaci- maki
- to abbreviate abbreviates = menyungkat kata
- to abdicate abdicates = turun tahta
Contohnya
- to bridge abridges = menyingkat
- to absolve absolves = membebaskan
- to abuse abuses = mencaci- maki
- to abbreviate abbreviates = menyungkat kata
- to abdicate abdicates = turun tahta
E. Pada kata kerja dasar
(infinitive verb) yang berakhiran huruf ‘E’ pada umumnya hanya ditambah dengan ‘S’
Contohnya
- to see sees = melihat
- to promise promises = berjanji
- to invite invites = mengundang
- to come comes = datang
- to give gives = memberi
- to bite bites = menggigit
Contohnya
- to see sees = melihat
- to promise promises = berjanji
- to invite invites = mengundang
- to come comes = datang
- to give gives = memberi
- to bite bites = menggigit
F. Pada kata kerja dasar
(infinitive verb) yang berakhiran dengan huruf ‘Y’ dan didahului dengan huruf
hidup (Vocal) maka hanya ditambah dengan ‘S’.
Contohnya
- to play plays = bermain
- to pay pays = membayar
- to say says = berakata
- to stay stays = tinggal
- to enjoy enjoys = menikmati
Contohnya
- to play plays = bermain
- to pay pays = membayar
- to say says = berakata
- to stay stays = tinggal
- to enjoy enjoys = menikmati
G. Pada kata kerja dasar
(infinitive verb) yang berakhiran dengan huruf ‘Y’ dan didahului dengan huruf
mati (Consonan) maka huruf ‘Y’ dirubah menjadi ‘I’ kemudian ditambah dengan ‘ES’.
Contohnya
- to study studies = belajar
- to reply replies = membalas
- to dry dries = mengeringkan
- to cry cries = menangis
- to fly flies = terbang
Contohnya
- to study studies = belajar
- to reply replies = membalas
- to dry dries = mengeringkan
- to cry cries = menangis
- to fly flies = terbang
Cp from : http://just4funcom.blogspot.com/2012/03/penambahan-huruf-es-dan-s-pada-kata.html
Kalimat Verbal
VERBAL SENTENCES
Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya terdiri dari kata kerja. Kata kerja yang belum berfungsi dalam kalimat diawali dengan to dan disebut dengan infinitive atau non-finite verb, contoh : to play, to read, to write. Bila kata kerja itu telah dipakai sebagai predikat, maka to tidak dipakai lagi.Subjek
We You He/She They |
Predikat
play read writes speak |
Objek
football book letter English |
Keterangan
everyday everyday everyday everyday |
1) Kalimat negative, disertai kata kerja bantu
- Do not, bila subjeknya jamak seperti we, you dan they, atau subjeknya tunggal seperti I dan You.
- Does not, bila subjeknya tunggal seperti he, she dan it
- I do not play football everyday. Saya tidak bermain sepakbola setiap hari
- He doesn’t play football everyday. Dia tidak bermain sepakbola setiap hari
Contoh:
- Don’t you play football everyday? tidakkah kamu main sepakbola setiap hari?
- Doesn’t he play football everyday? tidakkah dia main sepakbola setiap hari?
Menggunakan kata kerja bantu :
- Do, untuk subjek : I, you, we, they
- Does, untuk subjek : he, she, it
- Do you play football everyday? apakah kamu bermain sepakbola setiap hari?
- Does he play football everyday? apakah dia bermain sepakbola setiap hari?
Kata kerja langsung diletakkan paling depan atau sesudah please/don’t
Contoh:
- Come in, please! silakan masuk!
- Please, sit down! silakan duduk!
- Don’t cry! jangan menangis!
- She works = dia bekerja
- He talks = dia berbicara
- It jumps = ia (binatang) melompat
- She does not work
- He does not Talk
- It does not jump
- Does She work?
- Does he talk?
- Does it jump?
Rabu, 06 Februari 2013
Sebuah Nasihat Untuk para istri Istri dari seorang suami...
Bersabarlah wahai istriku…
Ketika keadaan mendadak berubah tak seperti biasa. Karena engkau tahu jalan hidup tak selamanya sesuai dengan harapan kita. Karena bahagia tak bisa selamanya kita rasa. Karena Allah telah menuliskan semuanya. Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman:
”Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS. al-Hadiid: 22-23)
Dan ketika engkau merasa lelah dan bimbang, datang dan bersandarlah di pundakku. Supaya dapat kukisahkan lagi sirah Nabi yang dapat menyemangatimu. Dan bisa kulihat lagi senyum manis diwajahmu. Karena senyuman adalah lengkungan yang dapat meluruskan segalanya.
Oleh karena itu, bersabarlah istriku...
Karena ujian akan selalu ada dalam tiap cerita manusia. Dan janganlah engkau banyak mengeluh. Tapi berbaik sangkalah pada Rabb-mu yang telah memilih kita menjadi hamba-hamba yang dicintai-Nya. Ingatkah engkau pada salah satu firman-Nya:
”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. al-’Ankabut: 2-3)
Bukankah engkau selalu memohon kepada ar-Rahmaan agar kita digolongkan kepada orang-orang beriman? Maka ketahuilah istriku, inilah sabilul mukminin (jalan orang-orang beriman). Jalan mereka tidak senantiasa mudah. Dan jalan mereka tidak senantiasa lapang.
Maka sabarkanlah dirimu wahai istriku,
Sebagaimana para Shahabat dan Salafush Shalih telah bersabar atas apa yang Allah tetapkan atas mereka. Sesungguhnya kita tidak pernah mengetahui apa yang baik untuk kita, melainkan telah Allah tetapkan dengan ilmu-Nya yang tak berbatas. Ingatkah engkau pada firman-firman-Nya:
”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. al-Baqarah: 216)
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. al-Qamar: 49)
”Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).” (QS. al-An’aam: 59)
Maka janganlah engkau ingkar terhadap apa yang engkau sendiri telah meyakininya.
Itulah kenapa aku selalu memintamu untuk bersabar wahai istriku...
Karena sabar itu adalah perisai seorang mukmin. Dan tidaklah seorang mukmin itu mendapatkan jannah melainkan dia bersabar atas ketetapan Rabb-nya. Dan sabarmu itu laksana pedang tajam yang tidak akan salah sasaran, pasukan yang tak terkalahkan, dan benteng kokoh yang tak dapat diruntuhkan.
Ketahuilah istriku...
Sabar itu bersaudara dengan kemenangan. Dan dari setiap masalah akan ada jalan keluar yang datang bersama kesabaran. Bukankah Allah Ta’ala telah mengisyaratkan dalam firman-Nya:
”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah: 5-6)
”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah: 155-157)
Wahai istriku...
Sabar itu adalah tali seorang mukmin yang dia berpegang kepadanya karena keimanannya. Tidaklah seorang mukmin itu memiliki keimanan melainkan telah ada kesabaran dalam dirinya. Dan iman itu terdiri dari sabar dan syukur, maka jagalah dua hal ini olehmu.
”Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang-orang yang sabar dan bersyukur.” (QS. Ibrahim: 5; Luqman: 31; Saba’: 19; dan asy-Syura’: 33)
Ingatlah wahai istriku...
Allah ar-Rahmaan telah menjamin balasan dan kebaikan bagi orang-orang yang sabar dalam firman-firman-Nya:
”Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka,” (QS. Al-Qashash: 54)
”Katakanlah: ”Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. az-Zumar: 10)
”kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Huud: 11)
”Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (al-Fushshilat: 35)
”Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (QS. an-Nahl: 126)
Maka tetapkanlah dirimu untuk senantiasa bersabar wahai istriku...
http://ibnuismailbinibrahim.blogspot.com/2009/02/sebuah-nasihat-untuk-istriku.html#more
Ketika keadaan mendadak berubah tak seperti biasa. Karena engkau tahu jalan hidup tak selamanya sesuai dengan harapan kita. Karena bahagia tak bisa selamanya kita rasa. Karena Allah telah menuliskan semuanya. Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman:
”Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS. al-Hadiid: 22-23)
Dan ketika engkau merasa lelah dan bimbang, datang dan bersandarlah di pundakku. Supaya dapat kukisahkan lagi sirah Nabi yang dapat menyemangatimu. Dan bisa kulihat lagi senyum manis diwajahmu. Karena senyuman adalah lengkungan yang dapat meluruskan segalanya.
Oleh karena itu, bersabarlah istriku...
Karena ujian akan selalu ada dalam tiap cerita manusia. Dan janganlah engkau banyak mengeluh. Tapi berbaik sangkalah pada Rabb-mu yang telah memilih kita menjadi hamba-hamba yang dicintai-Nya. Ingatkah engkau pada salah satu firman-Nya:
”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. al-’Ankabut: 2-3)
Bukankah engkau selalu memohon kepada ar-Rahmaan agar kita digolongkan kepada orang-orang beriman? Maka ketahuilah istriku, inilah sabilul mukminin (jalan orang-orang beriman). Jalan mereka tidak senantiasa mudah. Dan jalan mereka tidak senantiasa lapang.
Maka sabarkanlah dirimu wahai istriku,
Sebagaimana para Shahabat dan Salafush Shalih telah bersabar atas apa yang Allah tetapkan atas mereka. Sesungguhnya kita tidak pernah mengetahui apa yang baik untuk kita, melainkan telah Allah tetapkan dengan ilmu-Nya yang tak berbatas. Ingatkah engkau pada firman-firman-Nya:
”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. al-Baqarah: 216)
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. al-Qamar: 49)
”Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).” (QS. al-An’aam: 59)
Maka janganlah engkau ingkar terhadap apa yang engkau sendiri telah meyakininya.
Itulah kenapa aku selalu memintamu untuk bersabar wahai istriku...
Karena sabar itu adalah perisai seorang mukmin. Dan tidaklah seorang mukmin itu mendapatkan jannah melainkan dia bersabar atas ketetapan Rabb-nya. Dan sabarmu itu laksana pedang tajam yang tidak akan salah sasaran, pasukan yang tak terkalahkan, dan benteng kokoh yang tak dapat diruntuhkan.
Ketahuilah istriku...
Sabar itu bersaudara dengan kemenangan. Dan dari setiap masalah akan ada jalan keluar yang datang bersama kesabaran. Bukankah Allah Ta’ala telah mengisyaratkan dalam firman-Nya:
”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah: 5-6)
”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah: 155-157)
Wahai istriku...
Sabar itu adalah tali seorang mukmin yang dia berpegang kepadanya karena keimanannya. Tidaklah seorang mukmin itu memiliki keimanan melainkan telah ada kesabaran dalam dirinya. Dan iman itu terdiri dari sabar dan syukur, maka jagalah dua hal ini olehmu.
”Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang-orang yang sabar dan bersyukur.” (QS. Ibrahim: 5; Luqman: 31; Saba’: 19; dan asy-Syura’: 33)
Ingatlah wahai istriku...
Allah ar-Rahmaan telah menjamin balasan dan kebaikan bagi orang-orang yang sabar dalam firman-firman-Nya:
”Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka,” (QS. Al-Qashash: 54)
”Katakanlah: ”Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. az-Zumar: 10)
”kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Huud: 11)
”Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (al-Fushshilat: 35)
”Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (QS. an-Nahl: 126)
Maka tetapkanlah dirimu untuk senantiasa bersabar wahai istriku...
http://ibnuismailbinibrahim.blogspot.com/2009/02/sebuah-nasihat-untuk-istriku.html#more
Duhai Hati Perindu Wanita
WANITA
Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita.
Umumnya tanpa mereka, hati pikiran, perasaan lelaki akan resah. Masih mencari walaupun sudah ada sgala-galanya di surga. Nabi Adam alaihi sallam tetap merindukan Hawa.
Kepada wanitalah, lelaki memanggil ibu, istri atau puteri.Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok,untuk diluruskan oleh lelaki, tapi kalau lelaki sendiri yang tak lurus,tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka.Tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus.Luruskanlah wanita dengan petunjuk Allah. Didiklah mereka dengan panduan dari-Nya.
Jangan coba jinakkan mereka dengan harta, nanti mereka semakin liar. Jangan hibur mereka dengan kecantikan, nanti mereka semakin menderita. Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah. Kenalkan mereka kepada Allah, Dzat Yang Kekal, itulah kuncinya. Akal setipis rambutnya, tebalkan dengan ilmu.Hati serapuh kaca, kuatkan dengan iman. Perasaan selembut sutera, hiasilah dengan akhlak.
Bisikkan ke telinga mereka, bahwa kelembutan bukanlahlah suatu kelemahan. Itu bukan diskriminasi Allah. Sebaliknya itulah kasih sayang Allah. Karena rahim wanita yang lembut itulah yang mengandung lelaki wajah-wajah negarawan, jutawan dan wan-wan yang lainnya. Wanita yang lupa hakikat kejadiannya, pasti tidak bahagia dan tidak membahagiakan. Tanpa ilmu, iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan, bahkan mereka bisa membengkokkan. Lebih banyak lelaki yang dirusakkan oleh perempuan daripada perempuan yang dirusakkan oleh lelaki. Sebodoh-bodoh perempuanpun bisa menundukkan sepandai-pandai lelaki.
Itulah akibatnya, bila wanita tidak kenal Allah. Mereka tidak kenal diri mereka sendiri. Bila wanita durhaka, dunia akan huru-hara. Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, hati dan limpa. Para lelaki juga jangan hanya mengharap ketaatan tetapi binalah kepemimpinan.
Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah, Pimpinlah Diri Sendiri Dahulu Kepada-Nya..
Wallaahu a'lam..
Copas dari
Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita.
Umumnya tanpa mereka, hati pikiran, perasaan lelaki akan resah. Masih mencari walaupun sudah ada sgala-galanya di surga. Nabi Adam alaihi sallam tetap merindukan Hawa.
Kepada wanitalah, lelaki memanggil ibu, istri atau puteri.Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok,untuk diluruskan oleh lelaki, tapi kalau lelaki sendiri yang tak lurus,tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka.Tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus.Luruskanlah wanita dengan petunjuk Allah. Didiklah mereka dengan panduan dari-Nya.
Jangan coba jinakkan mereka dengan harta, nanti mereka semakin liar. Jangan hibur mereka dengan kecantikan, nanti mereka semakin menderita. Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah. Kenalkan mereka kepada Allah, Dzat Yang Kekal, itulah kuncinya. Akal setipis rambutnya, tebalkan dengan ilmu.Hati serapuh kaca, kuatkan dengan iman. Perasaan selembut sutera, hiasilah dengan akhlak.
Bisikkan ke telinga mereka, bahwa kelembutan bukanlahlah suatu kelemahan. Itu bukan diskriminasi Allah. Sebaliknya itulah kasih sayang Allah. Karena rahim wanita yang lembut itulah yang mengandung lelaki wajah-wajah negarawan, jutawan dan wan-wan yang lainnya. Wanita yang lupa hakikat kejadiannya, pasti tidak bahagia dan tidak membahagiakan. Tanpa ilmu, iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan, bahkan mereka bisa membengkokkan. Lebih banyak lelaki yang dirusakkan oleh perempuan daripada perempuan yang dirusakkan oleh lelaki. Sebodoh-bodoh perempuanpun bisa menundukkan sepandai-pandai lelaki.
Itulah akibatnya, bila wanita tidak kenal Allah. Mereka tidak kenal diri mereka sendiri. Bila wanita durhaka, dunia akan huru-hara. Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, hati dan limpa. Para lelaki juga jangan hanya mengharap ketaatan tetapi binalah kepemimpinan.
Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah, Pimpinlah Diri Sendiri Dahulu Kepada-Nya..
Wallaahu a'lam..
Copas dari
"Karena Wanita Ingin Dimengerti" via Tetaplah Bersikap Tenang
Langganan:
Postingan (Atom)